17 Ribu Calon Jemaah Haji Belum Vaksinasi Covid-19, Jika Tak Vaksin Lengkap Batal Berangkat
Pemerintah mensyaratkan calon jemaah haji 2022 sudah menerima vaksin Covid 19 minimal dua dosis agar bisa berangkat ke Tanah Suci. Artinya, calon jemaah haji yang belum mendapatkan suntikan vaksin Covid 19 dua dosis tidak akan diberangkatkan. ”Minimal calon jemaah sudah vaksin dosis lengkap (dua dosis), syukur syukur booster sudah semua,” kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam keterangannya, Jumat (20/5/2022).
”Untuk yang belum divaksinasi dosis lengkap, ya batal, tidak diberangkatkan, sampai terdaftar sudah memiliki vaksinasi lengkap,” imbuhnya. Muhadjir menyebut saat ini masih banyak calon jemaah haji yang belum menjalankan vaksinasi Covid 19. Bahkan, ada calon jemaah yang sama sekali belum menerima suntikan vaksin. Jumlahnya mencapai sekitar 17 ribu calon jemaah.
”Jadi data vaksin saya angkanya belum terlalu hafal, tapi yang jelas ada yang baru vaksin pertama, ada yang sudah kedua, tapi ada yang booster. Kemudian yang diduga belum vaksin (Covid 19) tetapi ada kemungkinan ada masalah registrasi itu sekitar 17 ribu," kata Muhadjir. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, baru sekitar 76 persen calon jemaah haji tahun 2022 yang sudah mendapatkan vaksin Covid 19 dosis lengkap. "Memang masih ada juga yang belum divaksin, ada kemungkinan karena registrasi itu sekitar 17 ribu jemaah dan itu yang akan kita tuntaskan bersama Menkes," tuturnya.
Muhadjir mengatakan pemerintah akan mempercepat vaksinasi bagi calon jemaah haji dalam beberapa hari ini. Pemerintah juga sudah siap melayani pemberangkatan jemaah haji. Ia menuturkan skema keberangkatan haji, termasuk protokol kesehatan penyelenggaraan haji di masa pandemi telah disiapkan pemerintah.
Pemerintah, kata dia, sangat mematuhi aturan yang diterbitkan pemerintah Arab Saudi. Aturan tersebut meliputi kuota peserta haji, prosedur, dan protokol keberangkatan haji. Pemerintah Arab Saudi menang telah menetapkan tiga syarat perjalanan haji yakni, telah mendapatkan vaksin minimal dua dosis, PCR 72 jam sebelum berangkat, dan harus di bawah umur 65 tahun.
"Kemarin sempat dibahas dengan Presiden, kalau nanti mereka harus PCR itu apakah nanti di sini atau di Arab Saudi, tinggal pelaksanaan teknisnya saja. Selebihnya sudah kita persiapkan," katanya. Terkait persiapan pelaksanaan ibadah haji, Menteri Agama (Menag) Yaqut Choli Qoumas juga sudah terbang ke Arab Saudi meninjau kesiapan akomodasi, konsumsi, dan transportasi yang akan diberikan kepada jemaah haji Indonesia. Di sana Yaqut mencoba sejumlah sarana prasarana yang tersedia di hotel, termasuk mengemudikan salah satu bus antar kota yang akan menjadi sarana transportasi jemaah haji Indonesia.
"Saya pastikan kapasitas hotel memadai dan fasilitasnya sesuai standar kontrak. Saya lihat hotelnya bagus,” ujar Yaqut melalui keterangan tertulis, Jumat (20/5). Ada dua hotel pada wilayah yang berbeda yang ditinjau Yaqut. Pertama Hotel Al Khulafaa 3 yang berada di daerah Syisyah dengan kapasitas 800 jemaah.
Kedua, Hotel Tharawat Al Rawda di daerah Raudhah 1 dengan kapasitas 499 jemaah. "Saya coba lift hotel, memastikan berfungsi dengan baik, meski dalam dua tahun jarang dipakai. Kamar mandi, mesin cuci, dan ketersediaan air minum di setiap lantai juga dicek, termasuk fasilitas tempat salat dan tempat makan," ucap Yaqut. Yaqut meminta pihak hotel menjaga kebersihan hotel serta memperhatikan keamanan dan kenyamanan jemaah haji.
Apalagi, durasi jemaah haji tinggal pada hotel di Mekkah cukup lama, sampai 25 hari. Selain hotel, Yaqut juga meninjau layanan transportasi di Terminal Ajyad. Lokasi terminal ini melayani rute Misfalah hingga Jiyad. Yaqut mengecek kesiapan bus antar kota dan bus shalawat.
"Saya tadi sempat juga mencoba mengemudikan salah satu bus antar kota. Busnya memang masih sangat bagus. Rata rata keluaran baru, umur pembuatan kurang dari lima tahun dan tampak terawat dengan baik," ungkap Yaqut. ”Saya juga minta penyedia layanan transportasi agar memperhatikan AC kendaraan tetap dingin supaya jemaah tidak kepanasan, mengingat musim haji diperkirakan bersamaan dengan musim panas," tambahnya. Terakhir, Menag meninjau kesiapan layanan katering. Ia mendatangi Dapur Al Jauhara di wilayah Mekah. Gus Menteri, panggilan akrabnya, fokus memastikan kapasitas dapur, sanitasi, sarana memasak yang digunakan, serta proses penyimpanan bahan makanan.